Sekarang lagi rame kasus Meruya Selatan, orang menyalahkan sana sini termasuk Administrasi Pemda Jakbar yang dibilang berantakan.
Heboh mau menang2an, salah2an dan minta tanahnya di balikin, Kenapa ga coba intropeksi diri, yang saya maksud itu PT. Porta Nigra kok semakin lama saya liat keanehan ini PT.
PT. Porta Nigra mengklaim telah membangun beberapa mega proyek termasuk perumahan kelender dan lain2, perusahaan yang ngakunya besar tapi ga punya Domisili yang jelas, please dong ah bagaimana mempresentasikan diri kepada klien kalo domisili aza ga jelas, duta merlin ato suatu tempat di kuningan?? *yang tahu cuman pengacara doang* ... kenapa bersembunyi kalo benar?? *tuuuh kenapa takuuut* . Kalau penipu sudah dipenjara dan sudah membayar denda apa masih pantas memperkarakan lagi kasus itu??..*masak kena Post penipuan sindrom, jadi masih aza ngareeep itu barang tipuan*
Heboh mau menang2an, salah2an dan minta tanahnya di balikin, Kenapa ga coba intropeksi diri, yang saya maksud itu PT. Porta Nigra kok semakin lama saya liat keanehan ini PT.
PT. Porta Nigra mengklaim telah membangun beberapa mega proyek termasuk perumahan kelender dan lain2, perusahaan yang ngakunya besar tapi ga punya Domisili yang jelas, please dong ah bagaimana mempresentasikan diri kepada klien kalo domisili aza ga jelas, duta merlin ato suatu tempat di kuningan?? *yang tahu cuman pengacara doang* ... kenapa bersembunyi kalo benar?? *tuuuh kenapa takuuut* . Kalau penipu sudah dipenjara dan sudah membayar denda apa masih pantas memperkarakan lagi kasus itu??..*masak kena Post penipuan sindrom, jadi masih aza ngareeep itu barang tipuan*
Kenapa mencatut nama petani biasa dijadiin lurah?? * asmat bin siming cuman petani om...*
Ga cuman lurah aza yang namanya salah tapi hakim agung di tulis salah.... hohohohoho aneh. Bukti kertas yang ga sesuai fakta di alasanin salah ketik dan penjelasannya baru muncul ketika orang2 menyalahkan apa namanya kalo bukan berkelit… satu keputusan besar bisa salah ketik ?? *kelilipan duit apa paniteranya... emin yang bener, paulus bukan tapi sekarang dah sukses berkelit* ... dan lucunya lagi jumlah tanah yang awalnya di akui 78 sekarang 43, weks emang tanah bisa menyusut apa?? ... trus kemaren heboh lagi begitu Haryanto bilang eksekusi masih sekedar wacana, Porta Nigra ikut bilang wacana?? ... hiks dulu sapa si yang bilang eksekusi, dia2 orang juga kan...., jgn nyalahin BPN aza yang di bilang berantakan, wong sendirinya plintat plintut gak jelas gitu .... tim hukum Porta Nigra apa matanya jereng ga bisa liat fakta*kl ga mau dibilang malsuin*, nunjukkin tanah aza ga mampu… cuman kertas, kertaaaaaas aza yang dijadiin dasar. Wong dasarnya ditipu... pahamilah makna kata ditipu.
Ada perdebatan saya dan seorang teman, teman saya bilang Juhri Cs dah dijatuhkan bersalah dan di penjara dan membayar denda dari situ logikannya tanah itu sah milik Porta Nigra, Nah kalo saya koment, kalo orang sudah terbukti bersalah dah dipenjara dan sudah bayar denda atas dasar kasus penipuan maka sudah tidak ada kasus lagi yang di perkarakan, kan barang ga ada di jual, jelas penipuan itu... Barang ga ada masih mengharap barang itu ada dan orang ketiga suruh balikin itu barang.... kan aneh, barang dari hongkong.
sepertinya halnya kasus pembunuhan, ketika pelaku dinyatakan bersalah dan menjalani hukuman, apa pantas para keluarga korban meminta nyawa korban di hidupkan kembali???... Kalau ada kasus perkosaan apa pelaku yang telah di hukum mampu mengembalikan kehormatan or keperawanan???, ini lah namanya kriminalitas, tak ada yang membawa untung buat korbannya.
Ketika Juhri di penjara atas kasus penipuan ya sudah selesailah kasus penipuan itu. Kalau pun merasa tanah itu tanah Porta Nigra, lalu kemana aza mereka selama ini tanpa mengingatkan pihak ketiga/masyarakat kalau tanah itu tanah sengketa???.... apa mereka tidak tahu tanah mereka sendiri ??
Porta Nigra ditipu dan penipunya sudah di penjara TITIK! Ga bisa lagi memperkarakan kasus itu apa lagi mengekskusi tanah orang, kalau Porta Nigra cukup berani mengeksekusi itu artinya Porta Nigra melawan etika hukum, bukankan setelah persidangan selesai dan yang bersalah dihukum maka kedua belah pihak harus berdamai??, kalo sudah ada itu mustinya kan tidak ada lagi kasus ini. Please Porta Nigra kamu sudah ditipu maka ikhlasin segala kerugiannya.
Untuk MA, lembaran kertas dijadikan dasar hukum tanpa melihat, mendengar dan mengetahui kalau dibalik kertas2 itu ada hayat orang banyak dan kronologi2nya ga dipandang. Bagaimana bisa meminta eksekusi sementara pihak yang ingin di eksekusi tanahnya ga diberitahu apa2 ...... busyeeeet orang macam apa yang berada di belakang MA ga punya nurani kah, tapi ya seperti itu kebanyakan cara kerja orang pemerintah; Pengen cepet selesai, ga pengen cape, ga cerdas dan ga kritis, itulah makanya koruptor banyak yang bebas dari pada yang di bui. Contoh aza pemeriksaan unggas di Jakarta, emang diperiksa beneran apa, cuman disuruh ke kantor kelurahan sambil bawa materai 6000 rupiah, langsung dapet sertifikat unggasnya bebas flu burung....Pleaseeee dee.
So, dimana keadilan harus di berdiri??... yang jelas harus berdiri ditempat orang banyak dan membutuhkan. Hidup warga meruya!!!
No comments:
Post a Comment